Selasa, 24 Juli 2012

DINAS PERINDAGKOP DAN UKM KABUPATEN TAPIN HADIRI PUNCAK PERINGATAN HARKOPNAS KE-65 TAHUN 2012 DI PALANGKA RAYA


Kegiatan ini merupakan rangkaian/bagian dari kegiatan Penataan Administrasi Koperasi yang dilaksanakan pada Disperindagkop dan UKM Kabupaten Tapin dimana dari hasil rangkaian kegiatan tersebut beberapa Koperasi terbaik akan menghadiri kegiatan Puncak Hari Koperasi Tahun 2012 di Palangk Raya dan didampingi oleh Pembina dari dinas.  Rombongan yang terdiri dari pejabat eselon III, IV dan Staf Bidang Koperasi dipimpin langsung oleh Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Tapin, Bapak Drs.ABDUL HADI, MM. 
Peringatan Puncak Hari Koperasi yang ke-65 tahun 2012 ini diperingati di Lapangan Temanggung Tilung Kota Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah.  Tema Harkopnas yang ke-65 ini adalah “Koperasi Mandiri Rakyat Makmur”. Tujuannya menanamkan visi dan misi koperasi Indonesia agar bisa mengembangkan koperasi yang kuat dan mandiri menuju masyarakat yang sejahtera dan makmur.   Dalam perayaan Harkopnas ini, terdapat  5 koperasi di Indonesia tercatat sebagai koperasi berskala internasional dan segera didaftarkan sebagai koperasi kelas dunia versi International Co-operative Alliance (ICA) yakni 300 Global Cooperative.  Kelima koperasi tersebut adalah Koperasi Kospin Jasa Pekalongan dengan aset Rp 2,5 triliun, Koperasi Warga Semen Gresik Jawa Timur jumlah Rp 529 miliar, Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dengan aset Rp 233,7 miliar, Koperasi Obor Mas dengan aset Rp 200,8 miliar dan Induk Koperasi Simpan Pinjam dengan total aset Rp 33,7 miliar.  Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden RI, Budiono menghimbau agar program koperasi di Indonesia ditinjau ulang. Menurut Wapres, tinjau ulang dilakukan tidak hanya mengedepankan aspek kuantitatif melainkan juga kualitatif. Selain Wapres dan Menkop dan UKM, hadir dalam acara itu Ibu Herawati Boediono, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, serta Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang.  Bakti Koperasi pada puncak peringatan Hari Koperasi Nasional pada 12 Juli 2012, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. 
Penghargaan Bakti Koperasi disematkan  Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan, pada puncak acara Hari Koperasi ke-65 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 12 Juli 2012.  "Penghargaan diberikan kepada orang yang dinilai memiliki dedikasi dan komitmen untuk mendorong perkembangan koperasi dan UKM di Indonesia.  Selain lima jurnalis yang mendapat penghargaan Bakti Koperasi, dua kepala daerah mendapat penghargaan yang sama. Mereka adalah Ujang Iskandar Bupati Waringin Barat Kalteng, Mawardi Bupati Kapuas Kalteng, dan Isron Nur Bupati Kutai Timur.  "Peringatan Hari Koperasi tahun ini sebanyak 143 orang mendapatkan penghargaan di mana 68 orang penerima penghargaan Bakti Koperasi dan 75 Koperasi Berprestasi," Koperasi yang menerima penghargaan Koperasi Berprestasi di antaranya Koperasi Pegawai Pelindo III Surabaya, Kopas Rinadi Klungkung Bali, Kopma UPI Bandung, KSU MBT Artha Amanah Bantul DIY, KUD Lubur Karya Sumatera Barat, Koperasi Bhakti Praja Jawa Tengah, KUD Mukti Jaya Musi Banyuasin Sumatera Selatan, dan KPN Pedati Sejahtera Makassar Sulawesi Selatan. 



Minggu, 01 Juli 2012

TEMA HARKOPNAS KE-65 TAHUN 2012

DEKOPINDA Kabupaten Tapin akan mengadakan Puncak Peringatan Hari Koperasi  ke-65 Tingkat Kabupaten Tapin pada tanggal 03 Juli 2012 dengan tempat pelaksanaan di Kecamatan Tapin Utara. saat ini Panitia Penyelenggara sudah mempersiapkan pelaksanaan peringatan ini yang diselenggarakan secara sederhana . Dalam rangka memeriahkan Puncak Harkopnas yang diselenggarakan pada tanggal 12 Juli 2012 di Palangkaraya dihimbau kepada Gerakan Koperasi Kabupaten Tapin untuk memasang spanduk/umbul2 dan lain sebagainya di muka Kantor Koperasinya masing-masing maupun tempat strategis lainnya dengan mengambil Tema : KOPERASI MANDIRI, RAKYAT MAKMUR.  Adapun Sub Tema adalah sebagai berikut :

1.  KEMANDIRIAN KOPERASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT.
2.  MEMBANGUN KOPERASI UNTUK KEMANDIRIAN NEGERI.
3.  DENGAN KOPERASI MEMBANGUN DUNIA LEBIH BAIK

Selasa, 26 Juni 2012

LOGO BARU KOPERASI INDONESIA


BENTUK :
 Logo Sekuntum Bunga Teratai Bertuliskan KOPERASI INDONESIA

 Arti Gambar dan Penjelasan Lambang Koperasi Baru :
 1.  Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
2. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia:
Ø    Sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
Ø    Sebagai dasar perekonomian masional yang bersifat kerakyatan;
Ø  Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan demokrasi;
Ø    Selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.

3.   Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti kemajuan jaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik didalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
 4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
 5.  Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
 6.    Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat
Ø  Tulisan        :         Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang;
Ø  Gambar   :     4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuahlingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia;
Ø  Tata Warna :

§  Warna hijau muda dengan kode warna :     C:10,M:3,Y:22,K:9;
§  Warna hijau tua dengan kode warna      :     C:20,M:0,Y:30,K:25;
§  Warna merah tua dengan kode warna   :     C:5,M:56,Y:76,K:21;
§  Perbandingan skala                                        :     1 : 20

Perubahan lambang/logo Koperasi Indonesia itu didasarkan pada :
 1.     surat Keputusan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nomor SKEP/14/Dekopin-A/ III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Perubahan Lambang/logo Koperasi Indonesia. 
 2.      Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 02/Per/M.KUKM/ IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang Koperasi Indonesia. 
 3.       Berita Negara Republik Indonesia Nomor 439 Tanggal 20 April 2012

by : Firnadi

Rabu, 25 April 2012

DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN TAPIN MELAKSANAKAN KEGIATAN DIKLAT PERKOPERASIAN BAGI PENGELOLA


Perindagkop UKM Tapin. (05-04-2012)   Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Tapin telah selesai melaksanakan kegiatan Diklat Perkoperasian bagi Pengelola Koperasi di Kabupaten Tapin selama 4 (empat) hari yang dimulai tanggal 02 April sampai dengan  05 April 2012.  Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan Badan Diklat Perkoperasian dan UKM Provinsi Kalimantan Selatan yang.  Adapun pengajar pada kegiatan ini adalah  Djoni Tua Simanjuntak, S.Sos yang merupakan pengajar pada Balai Diklat Perkoperasian dan UKM Provinsi Kalimantan Selatan.

Jumlah Peserta pada kegiatan ini berjumlah 30 orang yang merupakan Pengelola Koperasi yang baru dibentuk serta pengelola yang baru diangkat.  Pada sambutan Pembukaan kegiatan Diklat ini Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kabupaten Tapin yang diwakili oleh Kabid Koperasi dan UMKM (H. Suriani Ibus, S.Sos) mengatakan bahwa kegiatan Diklat ini selain sebagai ajang pencerahan juga merupakan ajang silaturahmi antar gerakan Koperasi.  Diharapkan setelah kegiatan ini selesai, ilmu yang baru diterima ini dapat dipraktikan di Koperasinya masing-masing.

Adapun Materi yang diberikan selama 4 hari pelaksanaan Diklat ini berjumlah 40 JPL dengan perincian sebagai berikut :

NO
MATERI  DIKLAT
JPL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
 Orientasi/Pre-Test
Pembukaan
Kebijakan Pemberdayaan Koperasi
Laporan Pertanggungjawaban Pengurus
Administrasi Koperasi
Pemberdayaan Anggota Koperasi
Hakekat Usaha Koperasi
Kemitraan/Kerjasama Koperasi
Pengelolaan Usaha Koperasi
Struktur Permodalan Koperasi
Struktur Keuangan Koperasi
Administrasi Keuangan Koperasi
Pengelolaan Pendapatan, Pengeluaran dan SHU
Program Kerja
RAPB Koperasi
Evaluasi dan Post Test
Penutupan

2
1
3
4
2
2
2
2
2
2
2
4
2
3
3
2
2

JUMLAH
40


Pada akhir kegiatan kepada peserta langsung diberikan sertifikat pelatihan yang diikutinya dan uang saku dan uang transport. (Firnadi).

Minggu, 01 Januari 2012

RAKORNAS PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2011


1.                                                                                                                                                    Kegiatan Rapat Koordinasi Nasional  Pemberdayaan Koperasi dan UKM Tahun 2011  dilaksanakan di Hotel Mercure Taman Impian Jaya Ancol Jakarta tanggal 07 s/d 10 Desember 2011 yang dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas yang menangangani Koperasi dari seluruh Indonesia.
2.                                                                                                                                                       
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarif Hasan dalam pindato sambutannnya mengakui, secara makro kinerja kementerian yang dipimpinnya masih banyak kelemahan. Sehingga dari sisi mikro, kinerjanya perlu dievaluasi, terutama memakai sistem SWOT (strengths, weakness, opportunities, dan threats).  Dengan begitu diyakini akan membuat kondisi kinerja Kementerian Koperasi dan UKM lebih baik.  ’’Meski ada kelemahan, saya yakin dan optimistis melalui sistem analisis SWOT, kondisinya akan lebih membaik. Karena itu kepada seluruh peserta rakornas saya meminta agar terus memberdayakan pelaku koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah di seluruh daerah masing-masing,’’ ujarnya.

Bagaimana memperkuat pelaku sektor riil, salah satunya caranya seluruh dana dekonsentrasi (dekon) maupun bantuan sosial (bansos) harus sampai ke seluruh daerah. Artinya, spending atau APBN yang dipersiapkan pemerintah harus sampai ke koperasi dan UKM. Apabila dana dekon dan bansos tidak sampai ke penerima, berarti APBN yang telah dipersiapkan tersendat. Akibatnya, program pemberdayaan terhadap koperasi dan UKM ikut tersendat juga. Seluruh kadis koperasi dan UKM harus mengoptimalkan dukungan terhadap program pemberdayaan koperasi dan UKM ke depannya. Dengan demikian sasaran perkuatan kapasitas pelaku sektor riil bisa tercapai.  ’’Saya meminta agar pemberdayaan koperasi dan UKM di seluruh daerah agar dikaitkan dengan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan salah satu implikasinya meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat.   Saat ini jumlah per kapita masyarakat sekitar USD 3.561 per tahun, dan pada 2014 ditargetkan makin membaik ke posisi USD 4.500 per orang. Melalui sinkronisasi MP3EI dengan pemberdayaan KUMKM, pemerintah optimistis itu bisa tercapai,’’ tuturnya.

Sementara itu, Deputi Pengkajian Kemenkop dan UKM akan menyelenggarakan simposium nasional Pengembangan UKM Inovatif melalui incubator Bisnis di Institute Pertanian Bogor (IPB-International Convention Center, Botani Square, pada Sabtu (10/ 12). Ini dalam upaya meningkatkan daya saing suatu bangsa dan Negara dengan cara mengembangkan UKM yang inovatif.
’’Untuk itu, peranan incubator bisnis menjadi sangat penting dan strategis untuk melahirkan UKM-UKM inovatif. Karena melalui incubator calon-calon wirausaha baru berbasis Iptek dapat dikembangkan. Ini yang dilakukan juga oleh negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Taiwan, Korea, Jerman, dan China,’’ ungkap Deputi Pengkajian Kemenkop dan UKM I Wayan Dipta, di sela-sela rakornas.

Pengembangan incubator bisnis telah dirintis Indonesia sejak 1993, sempat berkembang sebanyak 56 incubator di perguruan tinggi negeri dan swasta dan oleh sektor perusahaan swasta, tapi perkembangannya belum menggembirakan. ’’Dalam kerangka ASEAN pada pertemuan leaders di Hua Hin, Thailand, para pemimpin ASEAN sepakat mengembangkan incubator bisnis di setiap negara. Indonesia khususnya melalui Kementerian Koperasi dan UKM mencoba membuat rintisan untuk pengembangan Model Incubator Bisnis di empat perguruan tinggi,” pungkasnya. (by : firnadi)