Selasa, 05 Oktober 2010

MENGATASI KENDALA KEMASAN BAGI UKM

Dalam kancah persaingan ekonomi global, tak hanya kualitas dan kuatnya jaringan pemasaran saja yang diperlukan.Packaging atau kemasan produk yang mampu menarik minat pembeli pun menjadi satu syarat yang musti dipenuhi. Tak terkecuali bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Sayangnya, kesadaran untuk menonjolkan kemasan yang inovatif belum menjadi prioritas bagi kelompok usaha tersebut.

Fenomena tersebut diungkapkan Thomas Dharmawan di Jakarta, Jumat. Mantan ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) tersebut mencontohkan, omzet industrytnakanan olahan nasional mencapai Rp650 triliun. Namun, kalangan UKM hanya menyumbang sekitar Rp70 triliun saja. "Bisa jadi, hal itu terjadi karena mereka belum menyadari betapa pentingnya kemasan dalam strategi pemasaran produknya," ungkap Thomas.

Menurut Thomas, banyak produk sejenis di pasar yang diproduksi perusahaan luar negeri yang menguasai pasar lokal dengan mengalahkan produk UKM Indonesia. Penyebabnya, ya itu tadi, kemasan produk lokal yang kurang menarik minat dan dianggap tidak higienis. "Padahal, apa pun produknya, jika dikemas dengan baik maka akan menambah nilai tambah dari produk tersebut. Kemasan produk kita masih sangat sederhana untuk bias bersaing dengan produk luar," tukas Thomas lagi.

Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementrian Koperasi dan UKM Nedi Rafinaldi Halim tak menampik kendala kemasan yang masih membelit laju produk UKM di pasar nasional dan internasional. Padahal, sektor industri makanan olahan nasional memiliki keunggulan yang tak dimiliki Negara lain. "Produk UKM kita memiliki keanekaragaman jenis. Namun ada problem dalam hal kemasan. Padahal, nilai tambahnya dari kemasan itu mampu memancing orang untuk membeli," papar Nedi.

Karena, lanjut Nedi, jika bicara mengenai kemasan, erat kaitannya dengan produk-produk yang terjamin kesehatannya. Apalagi, masyarakat konsumen masa kini begitu concern terhadap produk yang terjaga kesehatannya, termasuk pada lingkungan global. 

Namun, Thomas dan Nedi mengakui bahwa strategi kemasan dalam pemasaran sebuah produk tak bisa dibilang murah. Bahkan dalam hitungan Nedi, kemasan memiliki kontribusi mencapai 50% dalam menentukan harga sebuah produk makanan olahan. Sedangkan bagi Thomas, kemasan memiliki rate antara 3% hingga 90%. Contohnya, air minum dalam kemasan, dimana air hanya berkisar 10%, sementara 90% sisanya adalah kemasan.

Dengan kondisi seperti itu, pada 27-31 Oktober 2010 Kementrian Koperasi dan UKM akan menyelenggarakan pameran tematik "Smesco Food and Packaging Expo 2010" di Jakarta. Pameran ini akan menampilkan produk-produk unggulan KUKM yang bergerak di bidang makanan, minuman, packaging, alat saji, dan teknologi proses makanan dan minuman.  "Dengan expo ini kita akan mengangkat citra makanan dan minuman UKM Indonesia menuju pasar global," kata Nedi.

Harga Rata-rata Sembako Kabupaten Tapin - Kalsel 05 OKTOBER 2010

Klick u/ melihat data :  Harga Rata2 Sembako Kab. Tapin 05 Oktober 2010

Sabtu, 02 Oktober 2010

Harga Rata-rata Sembako Kabupaten Tapin-Kalsel Tgl. 30 September 2010

Klick u/ melihat :   Harga sembako Tgl. 30 Semtember 2010

Download Pdf :   http://www.4shared.com/document/GmbR2RY3/HARGA_RATA2_SEMBAKO_30_SEPT_10.html

Seven Transfomation Pack 3.0

 

K-Lite Codec Pack 6.40 (Full)

 

K-Lite Codec Pack adalah kumpulan filter DirectShow, / VFH ACM codec dan alat-alat. Codec dan DirectShow Filter diperlukan untuk encoding dan decoding audio dan video format. K-Lita Codec Pack dirancang sebagai user-friendly solusi untuk pemutaran semua file audio dan film.

Dengan K-Lite Codec Pack anda dapat maminkan semua format audio populer dab video dan bahkan beberapa format yang kurang umum.

Download :  http://www.4shared.com/file/kpUviCC8/K-Lite_Codec_Pack_640_Full.html